Analisis Kasus 1
Judul Kasus :
“Teamwork Perawat Rumah Sakit Umum Daerah X”
Analisis Kasus :
RSUD X merupakan salah satu rumah sakit umum yang berada di daerah X. Dengan Visi menjadi Rumah Sakit Umum yang diminati oleh masyarakat. RSUD X selalu berusaha untuk berbenah diri agar dapat bertahan di tengah persaingan pertumbuhan rumah sakit di daerah tersebut. Kenyataan di lapangan menunjukan bahwa RSUD X belum menunjukan hasil yang maksimal. Keluhan masyarakat mengenai pelayanan yang di berikan RSUD X belum mampu mewujudkan visi tersebut. Ketidak puasan pasien terhadap kualitas pelayanan yang diberikan oleh RSUD X khususnya pada bagian keperawatan.
Kinerja tim keperawatan kurang merasakan adanya kerjasama dan komunikasi yang baik, kurang memiliki rasa saling percaya dan saling mendukung, kurang mengetahui visi dan misi organisasi dan merasakaanteamwork yang kurang efektif di RSUD X.
Solusi Kasus :
Dengan mempunyai visi menjadi Rumah Sakit Umum yang diminati olah masyarakat seharusnya RSUD X dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan melalui kinerja para perawat kepada masyarakat atau pasien. Kiranya para perawat diberi pelatihan kerja agar dapat berkomunikasi dengan baik, dengan harapan jika ada komunikasi yang baik dan lancar antar sesama perawat maupun pasien dengan begitu bisa menimbulkan kerjasama tim yang baik pula dan timbul rasa saling percaya dan mendukung sesama perawat. Dan kiranya pihak RSUD X menekankan visi misi nya kepada semua pekerja rumah sakit (tidak hanya perawat saja) dengan adanya tekanan terhadap visi misi diharapkan semua pekerja rumah sakit dapat mewujudkan visi misi tersebut.
Analisis Kasus 2
Judul Kasus :
“Hartoyo Sebagai Manajer”
Analisis Kasus :
Drs. Hartoyo telah menjadi manajer tingkat menengah dalam departemen produksi suatu perusahaan kurang dari 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan kurang lebih 6 bulan. Hartoyo bekerja pada perusahaan setelah dia pension dari tentara. Semangat kerja departementnya redahsejak dia bergabung dalam perusahaan. Beberapa sifat karyawan menunjukan sikap tidak puas dan agresif.
Para karyawan Hartoyo merasa tidak senang dengan pengambilan keputusan yang dibuat sendiri olehnya. Hartoyo menyatakan bahwa “ Dalam tentara, saya membuat semua keputusan untuk bagian saya dan semua bawahaan mengharapkan saya untuk berbuat seperti itu.”
Solusi Kasus :
Seharusnya dalam suatu pekerjaan terjalin komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan agar tidak terjadi perpecahan didalamnya. Sikap Drs. Hartoyo menunjukan bahwa dirinya belum bisa terlepas dari jabatannya dulu sebagai tentara yang tegas, disiplin, menurut kepada semua perintah atasan. Sedangkan sikap tersebut tidak bisa diterapkan dalam pekerjaannya sekarang. Sebaiknya sikap tersebut sedikit dihilangkan agar para karyawan puas dan dapat bekerja maksimal. Dalam pengambilan keputusan sebaiknya Drs. Hartoyo tidak memberi keputusan secara sepihak melainkan memberikan para karyawannya kesempatan untuk ikut memberi opini dalam proses pengambilan keputusan.
Pertayaan kasus :
1. Gaya kepemimpinan macam apa yang digunakan oleh Hartoyo? Bagaimana keuntungan dan kelemahannya? Bandingkan motivasi bawahan Hartoyo sekarang dan dulu sewaktu ditentara.
2. Konsekuensinya apabila Hartoyo tidak dapat merubah gaya kepemimpinannya? Apa saran saudara bagi perusahaan, untuk merubah keadaan?
Jawaban Pertanyaan Kasus :
1. Gaya kepemimpinan Drs. Hartoyo adalah pemimpin yang tegas,disiplin,menurut kepada semua perintah atasan seperti pensiunan tentara pada umumnya, sayangnya gaya kepemimpinan itu kurang tepat bila dilakukan pada perusahaan yang ia pimpin.
Keuntungan Drs. Hartoyo adalah semua karyawan yang patuh pada beliau walaupun tidak suka dengan cara beliau memimpin suatu perusahaan.
Kelemahan Drs. Hartoyo adalah gaya memimpinnya yang kaku layaknya seorang tentara membuat para karyawannya tidak suka dengan beliau, sehingga kurang kondusifnya situasi perusahaan serta banyak karyawan yang membencinya .
2. Konsekuensi yang akan di hadapi Hartoyo :
Konsekuensi yang akan dihadapi Hartoyo adalah dibenci oleh banyak karyawan yang beliau pimpin, dikeluarkan dari perusahaan dikarenakan situasi perusahaan yang tidak efektif dan efisien jika beliau memimpin.
Saran untuk Perusahaan :
Seharusnya perusahaan menetapkan kriteria khusus yang kiranya dapat memimpin perusahaan dengan bijaksana sehingga para karyawan merasa nyaman untuk bekerja dan sejahtera.
Selasa, 24 November 2015
TUGAS TEORI ORGAISASI : CONTOH KASUS KOMUNIKASI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
CONTOH KASUS KOMUNIKASI
PKG Gandeng Bank Mandiri Permudah Transaksi Jual Beli Pupuk Bersubsidi
Semarang - PT Petrokimia Gresik (PKG) menggandeng PT Bank Mandiri Tbk untuk menerapkan transaksi jual beli pupuk bersubsidi antara PKG dengan distributornya secara online. Dalam kerjasama ini, Bank Mandiri akan memberikan fasilitas kredit bagi distributor atau distributor financing(DF) yang bisa dimanfaatkan PKG pada setiap penebusan pupuk bersubsidi.
Kerjasama dengan Bank Mandiri ini menyusul langkah PKG mengembangkan Sistem Informasi Penebusan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi (SIP3) secara online. Penerapan sistem ini memungkinkan PKG bisa memantau laporan penyaluran distributor setiap saat secara realtime dan begitu pula distributor akan mendapatkan fasilitas menu untuk pembuatan laporan baik Laporan F6 maupun Rekap F6 yang hasilnya dapat dicetak dan memiliki barcode khusus dan memudahkan selama proses verifikasi.
"Melalui proses baru ini, penagihan penyaluran pupuk bersubsidi dari PKG kepada pemerintah dapat tepat waktu dan sesuai dengan laporan penyaluran yang dikirimkan oleh distributor," kata Wahjudi, Sekretaris Perusahaan PT Petrokimia Gresik di sela Lokakarya Pelatihan SIP3 kepada 133 distributor dari seluruh Jawa Tengah dan DI Yogyakarta di Semarang, Jumat (8/8).
Menurut dia, sistem baru ini juga akan memberi kepastian kepastian pembayaran dari bank atas penebusan pupuk bersubsidi oleh distributor tepat pada tanggal jatuh tempo. Serlain itu, sistem online ini juga akan memudahkan pemantauan penebusan pupuk bersubsidi dan posisi piutangdistributor secara realtime. Lalu, kepastian pembayaran dari bank tentu saja juga akan membantu PKG dalam merencanakan cashflow perusahaan.
"Yang penting lagi, penerapan sistem ini juga akan mempermudah PKG dalam mengemban tugas pemerintah, yaitu penebusan dan penyaluran pupuk bersubsidi kepada distributor sampai ke kelompok tani," tandas Wahjudi.
Distributor juga akan mendapatkan keuntungan dari aplikasi SIP3. Selain fasilitas kredit dari Bank Mandiri, mereka juga akan memperoleh plafon kredit yang jumlahnya 1 hingga 5 kali lebih besar dari aset atau jaminan yang saat ini diberikan ke PKG. Dengan demikian, penebusan pupuk juga dapat lebih besar atau maksimal sesuai nilai alokasi subsidi yang ada.
Di samping itu, biaya provisi (administrasi) mulai dari 0,25 - 0,75 % dari nilai plafon dan suku bunga yang ditawarkan lebih kompetitif, yaitu antara 10,25 – 10,75 % per tahun (sesuai kategori). Fasilitas DF maksimal 90 hari dan distributor yang menggunakan fasilitas DF dibagi menjadi beberapa kategori dan mendapat fasilitas sesuai lama masa kerjasama. Kategori A (kerjasama lebih dari 5 tahun), kategori B (kerjasama 2–5 tahun), dan kategori C (kerjasama di bawah 2 tahun).
Wahjudi menambahkan, PKG akan terus mengembangkan pelayanan dalam penyaluran pupuk bersubsidi ini. Rencananya, SIP3 juga akan diintegrasikan dengan stok pupuk bersubsidi di gudang-gudang penyangga dan di bagian distribusi. Sehingga, baik PKG maupun distributor dapat saling memantau alur distribusi secara realtime.
Namun demikian, untuk saat ini PKG akan fokus merampungkan aplikasi SIP3 di luar Jawa. "Diharapkan September mendatang semuanya sudah berjalan meskipun beberapa daerah masih transisi, yakni distributor masih diberi kelonggaran membuat laporan secara manual. Tetapi pada 2015 nanti semuanya sudah berjalan efektif," terang Wahyudi.
SVP Bank Mandiri, Andrianto Wahyu Adi, menjelaskan pemberian DF hasil kerjasama antara Bank Mandiri dengan PKG untuk mempermudah transaksi jual beli antara PKG dengan para distributornya. Bagi distributor yang memperoleh fasilitas DF akan dikenakan agunan yang fleksibel dan biaya (suku bunga) yang ringan. Di samping itu, mereka juga diberikan keleluasaan pembayaran kepada PKG dengan jangka waktu yang lebih longgar.
"Tentu saja distributor juga mendapat kemudahan bertransaksi dengan dukungan jaringan distribusi Bank Mandiri secara luas dengan jumlah cabang lebih dari 2.050, ATM lebih dari 1.500 ATM serta electronic channel lainnya," jelas Andrianto.
Sementara itu, lanjut dia, kepastian pembayaran oleh distributor melalui fasilitas DF yang diberikan Bank Mandiri tentu saja akan sangat membantu PKG dalam merencanakan cashflow perusahaan. Ditambah lagi, ada kemudahan transaksi pembayaran antara distributor dan PKG secara onlinemelalui supply chain management system. "Juga ada efisiensi dalam pengelolaan dokumen jaminan karena tidak perlu lagi adanya pengelolaan BG dan Deposito (jaminan dari distributor) dan kemudahan bertransaksi dengan dukungan jaringan distribusi Bank Mandiri yang luas.
Suprihono, Direktur CV Persada, Pati, Jawa Tengah mengatakan dibanding BG fasilitas DF dari Bank Mandiri ini akan lebih memudahkan dan menguntungkan baik dari sisi jaminan maupun sistem pembayaran.
"Dengan sistem online ini distributor tidak perlu ke bank karena bisa menggunakan internet banking. Kita juga bisa memonitor setiap transaksi yang kita lakukan dan mengecek seluruh tagihan yang belum ataupun yang sudah terbayar. Secara keseluruhan sistem ini menjadikan pelayanan kepada petani dalam penyaluran pupuk menjadi lebih cepat dan lebih baik," ungkap Suprihono.
Penyelesaian komunikasi bisnis berdasarkan artikel diatas
Komunikasi bisnis adalah pertukaran gagasan, pendapat, informasi, intruksi yang memiliki tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol-simbol atau sinyal. Dalam komunikasi bisnis terdapat enam unsur pokok, yaitu:
1. Memiliki tujuan.
Menurut sudut pandang saya mengenai komunikasi bisnis berdasarkan artikel diatas adalah pihak PT. Petrokimia Gresik (PKG) mengadakan kerjasama dengan bank mandiri untuk mempermudah distributor (konsumen PKG) melakukan transaksi jual beli pupuk.
2. Pertukaran.
Dalam hal ini, maksudnya adalah melibatkan paling tidak dua orang/lebih yakni komunikator dan komunikan. Yaitu pihak PT. PKG yang menginginkan adanya komunikasi bisnis dengan pihak bank mandiri. Dan pihak PT. PKG dengan distributornya yang melakukan transaksinya melalui online (bank madiri).
3. Gagasan, opini, informasi, intruksi.
· Dilihat dari artikel diatas Bank Mandiri memberi gagasan berupa fasilitas kredit bagi distributor/distributor financing (DF) .
· Bagi pihak PKG adalah melakukan pengembangan sistem informasi penebusan dan penyaluran pupuk bersubsidi (SIP3) secara online. Untuk memberi kepastian pembayaran dari bank atas penebusan pupuk bersubsidi dan distributor tepat pada tanggal jatuh tempo.
4. Menggunakan saluran personal atau impersonal.
Pada artikel ini PKG menjadikan Bank Mandiri sebagai media jual beli pupuk kepada distributornya melalui media online.
5. Menggunakan simbol atau sinyal yang dapat dimengerti.
PKG yang ingin menerapkan (SIP3) untuk memantau laporan penyaluran distributornya yang akan mendapt hasil laporannya berupa hasil cetakan dan memiliki barcode khusus untuk memudahkan selama proses verifikasi.
6. Pencapaian tujuan organisasi.
Pemberian DF hasil kerjasama antara Bank Mandiri dengan PKG untuk mempermudah transaksi jual beli antara PKG dengan para distributornya. Di samping itu, mereka juga diberikan keleluasaan pembayaran kepada PKG dengan jangka waktu yang lebih longgar.
Kesimpulan
Komunikasi bisnis yang dilakukan oleh PT. Petrokimia Gresik (PKG) dengan Bank Mandiri adalah komunikasi dengan E-Commerce. E-commerce adalah segala bentuk transaksi pedagangan atau perniagaaan barang dan jasa dengan media elektronik. Berdasarkan kalimat “Kerjasama dengan Bank Mandiri ini menyusul langkah PKG mengembangkan Sistem Informasi Penebusan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi (SIP3) secara online”. Yang dimaksudkan adalah para distributor melakukan pembayaran dan pemesanan tidak melalui transaksi langsung (online).
B. Contoh Konflik Pengambilan Keputusan
Keputusan yang diambil dalam kasus pemilihan lampu LED sebagai salah 1 alternatif dalam menciptakan keindahan kota serta mengurangi krisis listrik yang terjadi di indonesia. Dalam pengambilan keputusan, lampu led dipilih sebagai lampu penerangan jalan untuk mengurang pemakaian listrik di indonesia memerlukan pendekatan dan pengambilan keputusan yang berbeda-beda. Pengambilan keputusan merupakan ilmu karena aktivitas tersebut memiliki sejumlah cara, metode atau pendekatan tertentu yang bersifat sistematis, teratur dan terarah. Pendekatan atau langkah-langkah pengambilan keputusan dikatakan sistematis apabila setiap tahapan atau langkah yang akan diambil dapat dilihat dengan jelas dalam menjawab suatu masalah. Ilmu pengambilan keputusan didasarkan atas penerapan gaya pemikiran yang dianut oleh seseorang dan persepsinya atas lingkungan dan masalah. Ketidakpastian dan peluang terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan mendorong kita untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah informasi menjadi data yang dapat dipakai sebagai panduan dalam menentukan keputusan. Dengan demikian informasi merupakan kata kunci yang mendorong manusia, manajer dalam melakukan tindakan dan menetapkan keputusan guna mencapai tujuan. Informasi menjadi bahan baku yang harus diolah lebih lanjut melalui serangkaian teknik, metode, alat ukur. Hasil pengolahan tersebut dipakai sebagai masukan bagi pengambilan keputusan.
Di indonesia para kepala daerah tidak terlalu memikirkan hal kecil, namun hal kecil tersebut yang akan menimbulkan masaah baru yang lebih besar. Di indonesia krisis listrik sering terjadi tak hayal pemerintah berutang ke luar nergi atau menghabiskan pengeluaran negara untuk subsidi listrik. Lampu salah satu penyebab pemborosan listrik sehingga PT PLN membuat program “ pembagian lampu LED kepada masyarakat” dan serta beberapa kali program pematian lampu secara bergilir. Semua program yang dilakukan PT PLN semeta meta hanya untuk mengurangi pemakaian dan penghematan lisrik oleh masyarakat.
B. Pembahasan
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula. [1] dan Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis tehadap hakikat alternative yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.[2]
Strategi Pengambilan Keputusan menurut Irving dibagi atas 6 macam:
a. Optimasi dan Resiko Sub-optimasi:
Menjelaskan mengenai strategi optimasi sebagai suatu tujuan untuk memilih tindakan yang memberikan hasil paling tinggi. Strategi semacam ini memerlukan nilai, dalam terminologi manfaat dan biaya dari masing-masing alternatif yang dipilih sebagai pembanding. Untuk mengambil suatu keputusan dengan strategi optimasi dibutuhkan waktu dan uang yang besar untuk mengumpulkan dan menguji semua informasi yang sangat banyak. pendekatan ini masih kerapkali dianggap sebagai pendekatan yang cukup ideal.
b. Kepuasan (Satisficing):
Hipotesis yang paling mempengaruhi para administrator dalam pengambilan keputusan telah dirumuskan oleh Herbert Simon (1976). Para pengambil keputusan, menurut Simon,cenderung memilih kepuasan, daripada memaksimalkan; ia melihatnya suatu tindakan “cukup baik” telah memenuhi suatu keputusan yang diperlukan. Simon berargumentasi bahwa strategi pendekatan kepuasan telah sesuai dengan sifat keterbatasan manusia dalam memproses informasi. Aturan main yang “Sampaikan permasalahan anda kepada ahlinya dan kerjakan saja apa yang mereka katakan-karena hal tersebut cukup baik”. Maka konsumen akan merasa puas terhadap apa yang anda lakukan.
c. Kepuasan berpura-pura (Quasi-satisficing):
Beberapa orang menggunakan aturan moral sebagai satu-satunya aturan apabila mereka harus mengambil keputusan untuk menolong seseorang dalam kesulitan/masalah. Schwartz (1970) menyebut pendekatan ini sebagai “pengambilan keputusan moral”. Sekali seseorang memutuskan bahwa seseorang membutuhkan pertolongan dan melihat ada suatu cara untuk dapat menolongnya, ia biasanya langsung mengambil tindakan tanpa terlebih dahulu melihat bahwa ada cara lain untuk dapat menolongnya. sangat jelas bahwa pilihan yang didasarkan pada strategi quasi-kepuasan sangat berhubungan dengan aturan pengambilan keputusan yang sederhana, yang dapat menghasilkan tindakan yang diinginkan atau tidak diinginkan masyarakat.
d. Eliminasi dengan Aspek:
Pendekatan eliminasi digunakan untuk proses yang optimis dan cepat dalam memilih sejumlah alternatif yang tersedia. Pengambil keputusan melakukannya secara eksekusi, dimulai dari persyaratan yang paling penting hingga persyaratan paling kecil. Semua alternatif yang tidak memenuhi persyaratan ini dihilangkan, dan proses eliminasi dilanjutkan hingga tersisa hanya satu pilihan alternatif.
e. Incrementalism and Muddling Through:
Baybrooke dan Lindblom (1963) menganggap strategi incremental muddling-through sebagai suatu tipe proses pengambilan keputusan dari kelompok perkumpulan pluralistic. strategi incremental muddling through adalah teknik yang diharapkan oleh orang yang malas atau lambat berpikir. Tetapi Braybrooke dan Lindblom melihat hal tersebut sebagai metoda dengan mana badan pengambil keputusan sosial, bertindak sebagai koalisi dari kelompok yang tertarik dapat secara efektif membuat keputusan secara kumulatif dan akhirnya menjadikan suatu keputusan kompromi yang dapat dikerjakan (workable compromise). Lindblom dan asosiasinya beragumentasi bahwa keputusan incremental sebagian besar didasarkan pada kriteria konsensus, daripada didasarkan pada nilai nyata yang diakibatkan oleh isu-isu, bisa pula mengabaikan kejahatan sosial tidak demokratis, atau pengambilan keputusan terpusat.
f. Mixed Scanning :
Strategi Mixed Scanning terdiri atas dua komponen, yaitu:
(1) beberapa ciri dari strategi optimasi dikombinasikan dengan strategi eliminasi aspek digunakan sebagai dasar kebijakan keputusan dan merupakan arah kebijakan dasar
(2) proses secara incremental (didasarkan atas bentuk sederhana dari strategi kepuasan) diikuti dengan keputusan minor setelah arah kebijakan dasar ditentukan.
Etzione menggunakan istilah “scanning” berdasarkan referensi penelitian, pengumpulan, prosesing, evaluasi, dan pembobotan informasi dalam proses pembuatan pilihan.
Ketika ia mengumpulkan informasi, seberapa detil ia (pengambil keputusan) akan memerlukan, dan seberapa komplit ia harus mengenali langkah-langkah alternatif. Uraian Etzioni tentang strategi mixed scanning meliputi sejumlah aturan untuk mengalokasikan sumber daya untuk scanning jika seorang pengambil kebijakan menghadapi krisis yang membuat ia merealisasikan bahwa kebijakan yang dibuat sebelumnya harus direview dan diubah.
http://tugasrioardian.blogspot.co.id/2012/02/proses-dan-contoh-pengambilan-keputusan.html
PKG Gandeng Bank Mandiri Permudah Transaksi Jual Beli Pupuk Bersubsidi
Semarang - PT Petrokimia Gresik (PKG) menggandeng PT Bank Mandiri Tbk untuk menerapkan transaksi jual beli pupuk bersubsidi antara PKG dengan distributornya secara online. Dalam kerjasama ini, Bank Mandiri akan memberikan fasilitas kredit bagi distributor atau distributor financing(DF) yang bisa dimanfaatkan PKG pada setiap penebusan pupuk bersubsidi.
Kerjasama dengan Bank Mandiri ini menyusul langkah PKG mengembangkan Sistem Informasi Penebusan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi (SIP3) secara online. Penerapan sistem ini memungkinkan PKG bisa memantau laporan penyaluran distributor setiap saat secara realtime dan begitu pula distributor akan mendapatkan fasilitas menu untuk pembuatan laporan baik Laporan F6 maupun Rekap F6 yang hasilnya dapat dicetak dan memiliki barcode khusus dan memudahkan selama proses verifikasi.
"Melalui proses baru ini, penagihan penyaluran pupuk bersubsidi dari PKG kepada pemerintah dapat tepat waktu dan sesuai dengan laporan penyaluran yang dikirimkan oleh distributor," kata Wahjudi, Sekretaris Perusahaan PT Petrokimia Gresik di sela Lokakarya Pelatihan SIP3 kepada 133 distributor dari seluruh Jawa Tengah dan DI Yogyakarta di Semarang, Jumat (8/8).
Menurut dia, sistem baru ini juga akan memberi kepastian kepastian pembayaran dari bank atas penebusan pupuk bersubsidi oleh distributor tepat pada tanggal jatuh tempo. Serlain itu, sistem online ini juga akan memudahkan pemantauan penebusan pupuk bersubsidi dan posisi piutangdistributor secara realtime. Lalu, kepastian pembayaran dari bank tentu saja juga akan membantu PKG dalam merencanakan cashflow perusahaan.
"Yang penting lagi, penerapan sistem ini juga akan mempermudah PKG dalam mengemban tugas pemerintah, yaitu penebusan dan penyaluran pupuk bersubsidi kepada distributor sampai ke kelompok tani," tandas Wahjudi.
Distributor juga akan mendapatkan keuntungan dari aplikasi SIP3. Selain fasilitas kredit dari Bank Mandiri, mereka juga akan memperoleh plafon kredit yang jumlahnya 1 hingga 5 kali lebih besar dari aset atau jaminan yang saat ini diberikan ke PKG. Dengan demikian, penebusan pupuk juga dapat lebih besar atau maksimal sesuai nilai alokasi subsidi yang ada.
Di samping itu, biaya provisi (administrasi) mulai dari 0,25 - 0,75 % dari nilai plafon dan suku bunga yang ditawarkan lebih kompetitif, yaitu antara 10,25 – 10,75 % per tahun (sesuai kategori). Fasilitas DF maksimal 90 hari dan distributor yang menggunakan fasilitas DF dibagi menjadi beberapa kategori dan mendapat fasilitas sesuai lama masa kerjasama. Kategori A (kerjasama lebih dari 5 tahun), kategori B (kerjasama 2–5 tahun), dan kategori C (kerjasama di bawah 2 tahun).
Wahjudi menambahkan, PKG akan terus mengembangkan pelayanan dalam penyaluran pupuk bersubsidi ini. Rencananya, SIP3 juga akan diintegrasikan dengan stok pupuk bersubsidi di gudang-gudang penyangga dan di bagian distribusi. Sehingga, baik PKG maupun distributor dapat saling memantau alur distribusi secara realtime.
Namun demikian, untuk saat ini PKG akan fokus merampungkan aplikasi SIP3 di luar Jawa. "Diharapkan September mendatang semuanya sudah berjalan meskipun beberapa daerah masih transisi, yakni distributor masih diberi kelonggaran membuat laporan secara manual. Tetapi pada 2015 nanti semuanya sudah berjalan efektif," terang Wahyudi.
SVP Bank Mandiri, Andrianto Wahyu Adi, menjelaskan pemberian DF hasil kerjasama antara Bank Mandiri dengan PKG untuk mempermudah transaksi jual beli antara PKG dengan para distributornya. Bagi distributor yang memperoleh fasilitas DF akan dikenakan agunan yang fleksibel dan biaya (suku bunga) yang ringan. Di samping itu, mereka juga diberikan keleluasaan pembayaran kepada PKG dengan jangka waktu yang lebih longgar.
"Tentu saja distributor juga mendapat kemudahan bertransaksi dengan dukungan jaringan distribusi Bank Mandiri secara luas dengan jumlah cabang lebih dari 2.050, ATM lebih dari 1.500 ATM serta electronic channel lainnya," jelas Andrianto.
Sementara itu, lanjut dia, kepastian pembayaran oleh distributor melalui fasilitas DF yang diberikan Bank Mandiri tentu saja akan sangat membantu PKG dalam merencanakan cashflow perusahaan. Ditambah lagi, ada kemudahan transaksi pembayaran antara distributor dan PKG secara onlinemelalui supply chain management system. "Juga ada efisiensi dalam pengelolaan dokumen jaminan karena tidak perlu lagi adanya pengelolaan BG dan Deposito (jaminan dari distributor) dan kemudahan bertransaksi dengan dukungan jaringan distribusi Bank Mandiri yang luas.
Suprihono, Direktur CV Persada, Pati, Jawa Tengah mengatakan dibanding BG fasilitas DF dari Bank Mandiri ini akan lebih memudahkan dan menguntungkan baik dari sisi jaminan maupun sistem pembayaran.
"Dengan sistem online ini distributor tidak perlu ke bank karena bisa menggunakan internet banking. Kita juga bisa memonitor setiap transaksi yang kita lakukan dan mengecek seluruh tagihan yang belum ataupun yang sudah terbayar. Secara keseluruhan sistem ini menjadikan pelayanan kepada petani dalam penyaluran pupuk menjadi lebih cepat dan lebih baik," ungkap Suprihono.
Penyelesaian komunikasi bisnis berdasarkan artikel diatas
Komunikasi bisnis adalah pertukaran gagasan, pendapat, informasi, intruksi yang memiliki tujuan tertentu yang disajikan secara personal atau impersonal melalui simbol-simbol atau sinyal. Dalam komunikasi bisnis terdapat enam unsur pokok, yaitu:
1. Memiliki tujuan.
Menurut sudut pandang saya mengenai komunikasi bisnis berdasarkan artikel diatas adalah pihak PT. Petrokimia Gresik (PKG) mengadakan kerjasama dengan bank mandiri untuk mempermudah distributor (konsumen PKG) melakukan transaksi jual beli pupuk.
2. Pertukaran.
Dalam hal ini, maksudnya adalah melibatkan paling tidak dua orang/lebih yakni komunikator dan komunikan. Yaitu pihak PT. PKG yang menginginkan adanya komunikasi bisnis dengan pihak bank mandiri. Dan pihak PT. PKG dengan distributornya yang melakukan transaksinya melalui online (bank madiri).
3. Gagasan, opini, informasi, intruksi.
· Dilihat dari artikel diatas Bank Mandiri memberi gagasan berupa fasilitas kredit bagi distributor/distributor financing (DF) .
· Bagi pihak PKG adalah melakukan pengembangan sistem informasi penebusan dan penyaluran pupuk bersubsidi (SIP3) secara online. Untuk memberi kepastian pembayaran dari bank atas penebusan pupuk bersubsidi dan distributor tepat pada tanggal jatuh tempo.
4. Menggunakan saluran personal atau impersonal.
Pada artikel ini PKG menjadikan Bank Mandiri sebagai media jual beli pupuk kepada distributornya melalui media online.
5. Menggunakan simbol atau sinyal yang dapat dimengerti.
PKG yang ingin menerapkan (SIP3) untuk memantau laporan penyaluran distributornya yang akan mendapt hasil laporannya berupa hasil cetakan dan memiliki barcode khusus untuk memudahkan selama proses verifikasi.
6. Pencapaian tujuan organisasi.
Pemberian DF hasil kerjasama antara Bank Mandiri dengan PKG untuk mempermudah transaksi jual beli antara PKG dengan para distributornya. Di samping itu, mereka juga diberikan keleluasaan pembayaran kepada PKG dengan jangka waktu yang lebih longgar.
Kesimpulan
Komunikasi bisnis yang dilakukan oleh PT. Petrokimia Gresik (PKG) dengan Bank Mandiri adalah komunikasi dengan E-Commerce. E-commerce adalah segala bentuk transaksi pedagangan atau perniagaaan barang dan jasa dengan media elektronik. Berdasarkan kalimat “Kerjasama dengan Bank Mandiri ini menyusul langkah PKG mengembangkan Sistem Informasi Penebusan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi (SIP3) secara online”. Yang dimaksudkan adalah para distributor melakukan pembayaran dan pemesanan tidak melalui transaksi langsung (online).
B. Contoh Konflik Pengambilan Keputusan
Keputusan yang diambil dalam kasus pemilihan lampu LED sebagai salah 1 alternatif dalam menciptakan keindahan kota serta mengurangi krisis listrik yang terjadi di indonesia. Dalam pengambilan keputusan, lampu led dipilih sebagai lampu penerangan jalan untuk mengurang pemakaian listrik di indonesia memerlukan pendekatan dan pengambilan keputusan yang berbeda-beda. Pengambilan keputusan merupakan ilmu karena aktivitas tersebut memiliki sejumlah cara, metode atau pendekatan tertentu yang bersifat sistematis, teratur dan terarah. Pendekatan atau langkah-langkah pengambilan keputusan dikatakan sistematis apabila setiap tahapan atau langkah yang akan diambil dapat dilihat dengan jelas dalam menjawab suatu masalah. Ilmu pengambilan keputusan didasarkan atas penerapan gaya pemikiran yang dianut oleh seseorang dan persepsinya atas lingkungan dan masalah. Ketidakpastian dan peluang terjadinya peristiwa yang tidak diinginkan mendorong kita untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah informasi menjadi data yang dapat dipakai sebagai panduan dalam menentukan keputusan. Dengan demikian informasi merupakan kata kunci yang mendorong manusia, manajer dalam melakukan tindakan dan menetapkan keputusan guna mencapai tujuan. Informasi menjadi bahan baku yang harus diolah lebih lanjut melalui serangkaian teknik, metode, alat ukur. Hasil pengolahan tersebut dipakai sebagai masukan bagi pengambilan keputusan.
Di indonesia para kepala daerah tidak terlalu memikirkan hal kecil, namun hal kecil tersebut yang akan menimbulkan masaah baru yang lebih besar. Di indonesia krisis listrik sering terjadi tak hayal pemerintah berutang ke luar nergi atau menghabiskan pengeluaran negara untuk subsidi listrik. Lampu salah satu penyebab pemborosan listrik sehingga PT PLN membuat program “ pembagian lampu LED kepada masyarakat” dan serta beberapa kali program pematian lampu secara bergilir. Semua program yang dilakukan PT PLN semeta meta hanya untuk mengurangi pemakaian dan penghematan lisrik oleh masyarakat.
B. Pembahasan
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus dapat menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula. [1] dan Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis tehadap hakikat alternative yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.[2]
Strategi Pengambilan Keputusan menurut Irving dibagi atas 6 macam:
a. Optimasi dan Resiko Sub-optimasi:
Menjelaskan mengenai strategi optimasi sebagai suatu tujuan untuk memilih tindakan yang memberikan hasil paling tinggi. Strategi semacam ini memerlukan nilai, dalam terminologi manfaat dan biaya dari masing-masing alternatif yang dipilih sebagai pembanding. Untuk mengambil suatu keputusan dengan strategi optimasi dibutuhkan waktu dan uang yang besar untuk mengumpulkan dan menguji semua informasi yang sangat banyak. pendekatan ini masih kerapkali dianggap sebagai pendekatan yang cukup ideal.
b. Kepuasan (Satisficing):
Hipotesis yang paling mempengaruhi para administrator dalam pengambilan keputusan telah dirumuskan oleh Herbert Simon (1976). Para pengambil keputusan, menurut Simon,cenderung memilih kepuasan, daripada memaksimalkan; ia melihatnya suatu tindakan “cukup baik” telah memenuhi suatu keputusan yang diperlukan. Simon berargumentasi bahwa strategi pendekatan kepuasan telah sesuai dengan sifat keterbatasan manusia dalam memproses informasi. Aturan main yang “Sampaikan permasalahan anda kepada ahlinya dan kerjakan saja apa yang mereka katakan-karena hal tersebut cukup baik”. Maka konsumen akan merasa puas terhadap apa yang anda lakukan.
c. Kepuasan berpura-pura (Quasi-satisficing):
Beberapa orang menggunakan aturan moral sebagai satu-satunya aturan apabila mereka harus mengambil keputusan untuk menolong seseorang dalam kesulitan/masalah. Schwartz (1970) menyebut pendekatan ini sebagai “pengambilan keputusan moral”. Sekali seseorang memutuskan bahwa seseorang membutuhkan pertolongan dan melihat ada suatu cara untuk dapat menolongnya, ia biasanya langsung mengambil tindakan tanpa terlebih dahulu melihat bahwa ada cara lain untuk dapat menolongnya. sangat jelas bahwa pilihan yang didasarkan pada strategi quasi-kepuasan sangat berhubungan dengan aturan pengambilan keputusan yang sederhana, yang dapat menghasilkan tindakan yang diinginkan atau tidak diinginkan masyarakat.
d. Eliminasi dengan Aspek:
Pendekatan eliminasi digunakan untuk proses yang optimis dan cepat dalam memilih sejumlah alternatif yang tersedia. Pengambil keputusan melakukannya secara eksekusi, dimulai dari persyaratan yang paling penting hingga persyaratan paling kecil. Semua alternatif yang tidak memenuhi persyaratan ini dihilangkan, dan proses eliminasi dilanjutkan hingga tersisa hanya satu pilihan alternatif.
e. Incrementalism and Muddling Through:
Baybrooke dan Lindblom (1963) menganggap strategi incremental muddling-through sebagai suatu tipe proses pengambilan keputusan dari kelompok perkumpulan pluralistic. strategi incremental muddling through adalah teknik yang diharapkan oleh orang yang malas atau lambat berpikir. Tetapi Braybrooke dan Lindblom melihat hal tersebut sebagai metoda dengan mana badan pengambil keputusan sosial, bertindak sebagai koalisi dari kelompok yang tertarik dapat secara efektif membuat keputusan secara kumulatif dan akhirnya menjadikan suatu keputusan kompromi yang dapat dikerjakan (workable compromise). Lindblom dan asosiasinya beragumentasi bahwa keputusan incremental sebagian besar didasarkan pada kriteria konsensus, daripada didasarkan pada nilai nyata yang diakibatkan oleh isu-isu, bisa pula mengabaikan kejahatan sosial tidak demokratis, atau pengambilan keputusan terpusat.
f. Mixed Scanning :
Strategi Mixed Scanning terdiri atas dua komponen, yaitu:
(1) beberapa ciri dari strategi optimasi dikombinasikan dengan strategi eliminasi aspek digunakan sebagai dasar kebijakan keputusan dan merupakan arah kebijakan dasar
(2) proses secara incremental (didasarkan atas bentuk sederhana dari strategi kepuasan) diikuti dengan keputusan minor setelah arah kebijakan dasar ditentukan.
Etzione menggunakan istilah “scanning” berdasarkan referensi penelitian, pengumpulan, prosesing, evaluasi, dan pembobotan informasi dalam proses pembuatan pilihan.
Ketika ia mengumpulkan informasi, seberapa detil ia (pengambil keputusan) akan memerlukan, dan seberapa komplit ia harus mengenali langkah-langkah alternatif. Uraian Etzioni tentang strategi mixed scanning meliputi sejumlah aturan untuk mengalokasikan sumber daya untuk scanning jika seorang pengambil kebijakan menghadapi krisis yang membuat ia merealisasikan bahwa kebijakan yang dibuat sebelumnya harus direview dan diubah.
http://tugasrioardian.blogspot.co.id/2012/02/proses-dan-contoh-pengambilan-keputusan.html
Senin, 23 November 2015
TUGAS TEORI ORGANISASI UMUM 01 : ORGANISASI DAN METODE
Pengertian Organisasi
Menurut Cyril Soffer
(1973) organisasi adalah persekutuan/perkumpulan orang-orang yang
masing-masing diberi peranan tertentu dalam suatu system kerja dan pembagian kerja dimana pekerjaan dipilah-pilah menjadi tugas dan dibagikan kepada para pelaksana tugas/pemegang jabatan untuk mendapatkan satu kesatuan hasil.
Organisasi berfungsi sebagai prasarana atau alat untuk mencapai tujuan.
Istilah Organisasi dapat diartikan sebagai:
Wadah : Sekelompok manusia untuk saling bekerjasama (statis)
Proses : Pengelompokan manusia dalam kerjasama
yang
efesien
(besifat Dinamis) inilah
yang menyebabkan mengapa organisasi selalu bergerak, senantiasa hidup, berkembang dan berubah-ubah.
Metode : Tata kerja / cara bagaimana sumber-sumber dan waktu
yang tersedia dapat digunakan sehingga proses kegiatan manajemen bias dilaksanakan sesuai dengan tujuan.Metode ini diperlukan
agar dalam pemanfaatan sumber yang diperlukan bagi terlaksananya kegiatan manajemen tidak terjadi kemacetan dan pemborosan.
Manajemen dan Organisasi
Rangkaian proses kegiatan yang harus dilakukan untuk meningkatkan kegunaan segala sumber dan factor-faktor yang menentukan bagi berhasilnya
proses manajemenya itu mencapai tujuan apa yang telah ditetapkan.
Dari pengertian diatas manajemen&organisasi mengandung maksud :
·
Kunci dan syarat pelaksanaan kerja yang setepat-tepatnya
·
Mutlak dalam kegiatan manajemen
·
Memanfaat kan segala sumber dan waktu
·
Berguna untuk peningkatan efesiensi kerja untuk mencapai tujuan
MANAJEMEN :
Proses dari kegiatan seorang manajer bagaimana mengambil keputusan yang terbaik melalui kerja sama dengan orang lain tanpa mengabaikan sumber-sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan.
Kegiatan Manajemen :
·
Planning
(Perencanaan) :
Berpikir,
menduga, menentukan prioritas,
kegiatan bersifat non
fisik diperlukan dalam rangka mengarah kan tujuan dan sasaran organisasi.
·
Organizing
(Pengorganisasian) :
Proses
penyusunan pembagian kerja kedalam
unit kerja dan fungsinya, penempatan orang yang tepat agar
pelaksanaan pembagian kerja sesuai dengan perencanaan, dalam penempatan orang atau staf diharapkan objektif.
·
Motivating
(Motivasi) :
Membina,
mendorong semangat dan kerelaan kerja para pegawai, memberikan rangsangan baik bersifat rohani ahataujasmaniah.Rohaniah: kenaikan pangkat, pendidikan dan pengembangan karir, pemberian cuti, penambahan pengalaman, penyelenggaraan human relation
dengan tepat. Jasmaniah:
system upah gaji yang
menggairahkan, pemberiantunjangan, distribusi sandang pangan, penyedia fasilitas rumah, kendaraan dan jaminan pemeliharaan kesehatan.
·
Controlling
(Pengendalian) :
Mengadakan pengawasan, penyempurnaan, evaluasi agar
tujuan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan, mengetahui sampaisejauh mana pekerjaan dijalankan, seberapa besar sumber dimanfaatkan setelah diketahui kemudian dapat dikoreksi,
apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Faktor-faktorproduksi
:
·
Manusia atau Tenaga Kerja (Man/Man Power)
·
Uang atau Biaya
(Money)
·
Bahan-bahan atau Material (Materials)
·
Mesin dan Peralatan
(Mechines& Equipment)
Manajementdan Tata kerja
Manajemen
Perlunya ada proses kegiatan dan pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai factor yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapai nya tujuan.
Tata Kerja
Proses kegiatan itu harus dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber dan waktu
yang disediakan.
Manajemen, Organisasi, dan Tata Kerja
Manajemen
Proses kegiatan pencapaian tujuan melalui kerjasama antar manusia.
Organisasi
Alat bagi pencapaian tujuan tersebut dan alat bagi pengelompokan.
Tata Kerja
Pol acara-cara bagaimana kegiatan dan kerja sama tersebut harus dilaksanakan sehingga tujuan tercapai secara efisien.
Hubungan timbal balik antara manajemen, organisasi dan tata kerja (metode)
Eratnya hubungan timbal balik antara manajemen, organisasi dan tata kerja dapat dilihat dari gambar diatas dimana untuk mencapai tujuan ketiganya tidak dapat dipisahkan.
Organisasi dan manajemen mutlak diperlukan dalam kegiatan manajemen. Seperti pada gambar dibawah ini :
Langganan:
Postingan (Atom)