Senin, 09 Mei 2016

Software Maintenance Maturity Model (SMMM)


Software Maintenance Maturity Model (SMmm), yaitu membahas penilaian dan peningkatan fungsi perawatan perangkat lunak dengan mengusulkan perbaikan standar pemeliharaan perangkat lunak dan memperkenalkan model yang diusulkan jatuh tempo untuk kegiatan pemeliharaan perangkat lunak sehari-hari. 
 
Fungsi perawatan perangkat lunak menderita kelangkaan model manajemen untuk memfasilitasi evaluasi, manajemen, dan perbaikan terus-menerus. The SMmm membahas kegiatan unik pemeliharaan perangkat lunak sambil menjaga struktur mirip dengan model jatuh tempo CMM. Hal ini dirancang untuk digunakan sebagai pelengkap model ini. The SMmm didasarkan pada pengalaman practitionersí, standar internasional, dan literatur mani pada pemeliharaan perangkat lunak. Kami menyajikan modelís tujuan, ruang lingkup, yayasan, dan arsitektur, diikuti oleh validasi awal.

Software Maintenace
pemeliharaan perangkat lunak merupakan tahap penting dari siklus hidup perangkat lunak, sesuai dengan masalah pemeliharaan perangkat lunak model proses, perangkat lunak penelitian model proses pemeliharaan, fokus pada perangkat lunak setelah melahirkan untuk pensiun antara kegiatan pemeliharaan perangkat lunak. Pertama, descript dari proses pemeliharaan delapan software, kemudian, perangkat lunak penelitian model proses pemeliharaan struktur dan konten, termasuk model perubahan yang cepat, Model Boehm, Model IEEE, peningkatan berulang empat model, akhirnya, menganalisis dengan empat model pemeliharaan perangkat lunak proses, memberikan dasar untuk pemilihan model. konten ini studi meliputi perbaikan proses pemeliharaan perangkat lunak, panduan kegiatan pemeliharaan, meningkatkan kualitas perawatan perangkat lunak, memastikan software aplikasi normal, yang memiliki signifikansi teoretis dan praktis penting.

Aspek Kegiatan Maintenace
Aktivitas pemeliharaan yang pertama terjadi karena asumsi yang salah pada saat uji coba yaitu kesalahan-kesalahan tersembunyi pada perangkat lunak yang cukup besar. Menurut O’Brien (2005) bahwa dibutuhkan pembagian kegiatan maintenance ke dalam empat aspek. Pemeliharaan perangkat lunak dapat dibedakan menjadi:
a. Adaptive, diartikan sebagai modifikasi sistem untuk mengatasi perubahan lingkungan software. Aktivitas yang kedua ini terjadi karena pertumbuhan atau perkembangan perangkat lunak atau perangkat keras sehingga memerlukan modifikasi dari perangkat lunak yang telah dibuat.

b. Perfective, diartikan sebagai tindakan baru implementasi atau perubahan pengguna peralatan yang mana memperhatikan fungsi tambahan untuk software. Aktivitas ini terjadi pada saat perangkat lunak yang telah dibuat dan dilakukan uji cobs kemudian dipergunakan oleh user. Setelah dipergunakan oleh user mungkin timbulpermintaan tambahan fungsi sesuai dengan keinginan pemakai.

c. Corrective, diartikan sebagai deteksi dan perbaikan masalah, yang ditemukan oleh pengguna. Aktivitas ini terjadi pada saat produk dipakai dan hasil yang didapat oleh pamakai baik berupa kesalahan yang timbul maupun kesalahan dalam bentuk keluaran yang tidak sesuai.

d. Preventive, diartikan sebagai peningkatan kemampuan software atau reabilitas untuk menghindari masalah di masa yang akan datang. Pemeliharaan yang terakhir dilakukan untuk menghadapi kemajuan perangkat lunak atau perangkat keras di masa mendatang, umpamanya penambahan fungsifungsi atau melengkapi fungsi-fungsi yang telah ada.

Maintenance Activity
Aktivitas penting untuk maintenance perangkat lunak adalah perencanaan. Jika tahap development berlangsung 1-2 tahun, maka fase maintenance berlangsung selama bertahun-tahun. Memperkirakan secara akurat sumber daya yang digunakan adalah elemen kunci dalam rencana maintenance. Sumber daya yang didalamnya termasuk biaya harus dimasukkan dalam rencana anggaran proyek. Rencana maintenance harus dimulai dengan membuat atau menentukan tujuan kualitas perangkat lunak.
Konsep dan perencanaan maintenance :

a. Mengandung ruang lingkup (scope) maintenance perangkat lunak.
b. Proses setelah perangkat lunak selesai.
c. Harus diketahui siapa yang akan melakukanmaintenance.
d. Perkiraan biaya maintenancesiklus hidup perangkat lunak.

Tekhnik-tekhnik Maintenance
Software maintenance yang efektif dilakukan dengan teknik yang spesifik atau khusus untuk maintenance. Beberapa teknik praktis yang biasa diapakai maintener akan dijelaskan di bawah ini.

1. Program Comprehension.
Programmers menghabiskan banyak waktu untuk membaca dan mengerti program dalam rangka mengimplementasikan perubahan. Code browsers merupakan tools kunci dalam program comprehension. Dokumentasi yang singkat dan jelas dapat membantu dalam program comprehension. Berdasarkan atas pentingnya subtopic ini, maka IEEE Computer Society mengadakan pelatihan yang diadakan setiap tahunnya mengenai program comprehension.

2. Reengineering
Reengineering biasanya tidak dilakukan untuk meningkatkan kemudahan melakukan maintenance (maintainability) namun untuk mengganti legacy system yang sudah berumur. Refactoring atau transformasi program yang mengorganisasi ulang (reorganisasi)tanpa mengubah perilaku sistem sekarang digunakan dalam reverse engineering untuk meningkatkan struktur program berorientasi objek.

3. Reverse engineering.
Reverse engineering adalah proses menganalisa subjek sistem untuk mengindentifikasi komponen sistem dan hubungan yang terjadi di dalamnya untuk direpresentasikan dalam bentuk lain atau pada level abstraksi yang lebih tinggi. Reverse engineering dilakukan secar pasif, artinya tidak mengubah sistem atau menghasilkan sistem yang baru. Sebuah usaha reverse engineering sederhana mungkin menghasilkan sesuatu yang disebut graphs dan control flow graphs dari source code. Jenis dari reverse engineering antaralain redocumentation dan design recovery. Date Reverse Engineering mempunyai pengaruh penting beberapa tahun belakangan. Topic Reverse engineering menjadi bahan diskusi dalam acara tahunan Working Conference on Reverse Engineering (WCRE).

4. Impact Analysis.
Impact analysis mengidentifikasi keseluruhan sistem dan produk sistem yang dipengaruhi oleh permintaan perubahan (change request) dan membuat perkiraan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan perubahan. Dilakukan setelah permintaan perubahan (change request) diterima oleh configuration management process. Beberapa hal penting tentang impact analisis: Menentukan ruang lingkup perubahan untuk perencanaan dan implementasi. Membuat perkiraan sumber daya yang diperlukan untuk melakukan kegiatan secara akurat. Menganalisa untung / rugi perubahan yang diminta. Melakukan komunikasi dengan bagian lain tentang kompleks tidaknya perubahan yang dilakukan.

sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar